Site icon Startrip

Mengenal Olahraga Jepang Yabusame dan Fakta Uniknya

Mengenal Olahraga Jepang Yabusame dan Fakta Uniknya

Menjadi salah satu seni tradisional, olahraga Jepang yabusane memiliki sejarah panjang dan keunikannya sendiri. Olahraga ini sendiri merupakan teknik panahan yang dilakukan sambil menunggang kuda yang sedang berlari.

Teknik panahan ini menjadi sebuah ritual serta merupakan seni beladiri pertama para samurai untuk melatih keterampilan dalam memanah dan berkuda. Hingga sekarang, pertunjukan panahan sambil berkuda ini dapat ditonton oleh para wisatawan dalam sebuah festival.

Ini Dia Sejarah Olahraga Jepang Yabusame

Sejarah awal olahraga Jepang yabusame tidak terlepas dengan pertempuran antara pasukan elit samurai, yaitu pasukan paling ditakuti di Negeri Samurai pada abad ke-10. Tidak hanya ampuh sebagai seni bela diri, penguasaan teknik ini juga menjadi syarat wajib seorang samurai.

Dalam catatan sejarah Jepang, teknik panahan ini berasal dari periode Kamakura ketika Minamoto Yoritomo khawatir dengan kurangnya keterampilan memanah para samurai. Ia kemudian mulai mengorganisasi teknik memanah bagi para samurai untuk latihan.

Olahraga Jepang yabusame pertama kali dipertontonkan pada acara Kasuga Wakamiya Matsuri tanggal 17 September 1136. Sejak muncul pada festival tersebut, seni bela diri panahan ini semakin populer pada era Kamakura (1185-1333) sampai sekarang.

Dalam sejarahnya, tidak jarang terjadi permasalahan atau perselisahan antara samurai akan diselesaikan dengan duel yabusame. Kedua samurai yang berselisih akan menaiki kuda menuju satu sama lain dan menembakkan tiga anak panah ke lawan.

Meskipun nantinya kedua samurai masih tetap hidup, namun telah disepakati bahwa permasalahannya sudah berakhir. Pada saat ini, olahraga Jepang Yabusame menjadi salah satu seni bela diri yang sulit dipelajari dan membutuhkan pelatihan khusus.

Masyarakat Jepang akan merasa terhormat jika diterima dalam latihan khusus memanah sambil berkuda dengan tradisi samurai yang kental. Umumnya, para murid harus sudah menguasai teknik kyudo sebelum bisa masuk tahap latihan yabusame.

Fakta Tentang Olahraga Jepang Yabusame

Ada beberapa fakta menarik olahraga ini yang tidak banyak diketahui orang. Berikut adalah beberapa fakta unik seni beladiri yang saat ini sering dipertunjukkan dalam ekshibisi umum maupun acara resmi kenegaraan.

Pertama, dalam Web-Japan tertulis bahwa keterampilan memanah sambil berkuda dengan kecepatan tinggi sangat penting bagi para prajurit. Tidak hanya meningkatkan kekuatan mental saja, namun teknik memanah ini juga menjadi bagian dari ritual keagamaan Shinto.

Kedua, dalam sejarah menunjukkan bahwa olahraga Jepang yabusame hanya dilakukan oleh samurai terbaik dan ditakuti oleh para samurai elit. Pemanah dengan keterampilan terbaik akan mendapat anugerah dalam bentuk kain putih sebagai lambang kehormatan paling tinggi.

Ketiga, tidak hanya sebagai aktivitas beladiri saja, yabusame merupakan tradisi spirit samurai yang masih kental hingga saat ini. Tradisi ini juga dilakukan untuk para dewa dan berdoa untuk perdamaian bersama, panen melimpah, juga kesehatan masyarakat.

Dalam ritualnya, praktisi yabusame akan mengenakan topi kasa tradisional, kimono shozoku, juga pelindung lengan igote dengan sulaman lambang keluarga. Praktisi juga membawa senjata katana, serta busur dan anak panah seperti samurai pada masa lalu.

Keempat, masuknya senjata api oleh bangsa Portugis pada abad ke-16 membuat busur dan panah menjadi tidak populer lagi dalam pertempuran. Meski demikian, tradisi olahraga Jepang yabusame ini kembali dihidupkan pada masa Edo (1603-1868).

Kelima, terdapat dua sekolah terkenal di Jepang yang mempelajari teknik dan tradisi yabusame. Kedua sekolah tersebut adalah Takeda School Yabusame yang sudah ada sejak akhir abad ke-12 dan Ogasawara school sejak abad ke-12.

Berikut Festival Olahraga Jepang Yabusame

Pertunjukan olahraga ini diadakan setiap tahun pada minggu kedua bulan April pada sebuah festival. Selain acara utama pertunjukan yabusame, terdapat juga pertunjukkan Kagura untuk para dewa, hingga stan-stan makanan.

Festival ini sudah ada sejak lebih dari 1.000 tahun lalu di Jepang untuk menjaga agar ritual tetap hidup. Keterampilan samurai untuk mendoakan panen melimpah, kedamaian, dan kesehatan masyarakat ini dilakukan di kuil Shinto.

Pada saat festival berlangsung, masyarakat akan datang ke Kuil Washibara Hachimangu untuk melihat pertunjukan olahraga Jepang yabusame ini. Pemain akan mengenakan pakaian periode Kamakura, lalu menunggang kuda menyusuri jalur dan menembak tiga sasaran kayu.

Lapangan panahan kuil Washibara Hachimangu di Tsiwano ini sudah dibangun sejak masa kuda Jepang berasal dari ras berbeda. Berbedaan ras kuda tentu memberikan pengaruh besar, sebab sebelumnya kuda memiliki tubuh kecil dan kaki pendek sehingga tidak kencang.

Sementara kuda yang digunakan pada masa sekarang memiliki ukuran tubuh jauh lebih besar sehingga akan sampai target jauh lebih cepat. Meskipun demikian, hal ini akan memberikan tekanan pada pembalap karena harus lebih cepat dari para samurai.

Festival ini dapat disaksikan oleh masyarakat umum, termasuk turis mancanegara jika datang pada saat yang tepat. Kuil Washibara Hachimangu tempat festival berlangsung berada di bagian barat prefektur Shimane.

Jepang merupakan salah satu negara yang masih memegang teguh tradisi dan terus melestarikannya. Salah satu tradisi menarik adalah olahraga Jepang yabusame yang dapat disaksikan dalam festival satu tahun sekali.

Exit mobile version