Pengertian Oposisi dalam Pemerintah, Fungsi dan Jenisnya

Oposisi dan koalisi menjadi salah satu istilah penting yang sering dijumpai dalam proses demokrasi. Umumnya digunakan mulai dalam proses parlementer ataupun di istana kepresidenan. Lalu sebenarnya apa pengertian oposisi secara umum?

Singkatnya, oposisi dapat diartikan sebagai suatu posisi yang memiliki sikap bertentangan dengan pemerintah. Namun, dalam jenis tertentu ada juga yang memegang peran sebagai penyeimbang antara pemerintah dan rakyat.

Apa itu Oposisi?

Secara etimologi, kata oposisi diambil dari bahasa Inggris yaitu Opposition yang makna menyanggah, membantah atau menentang. Sebagian orang menyebut bahwa pengertian oposisi adalah pihak yang berperan sebagai penyeimbang dalam sebuah pemerintahan.

Pada sistem politik khususnya di negara demokratis, oposisi sudah menjadi golongan yang wajar terbentuk. Kelompok ini tentu memiliki pihak lawan yang disebut sebagai koalisi. Kedua elemen ini memang sudah sangat penting dalam dunia politik di berbagai negara termasuk Indonesia.

Jika koalisi memegang otoritas kekuasaan, maka untuk pihak oposisi akan menentang dengan menyampaikan semua kesalahan yang dilakukan oleh pemegang otoritas. Kelompok ini sering muncul dalam proses demokrasi, entah itu pada demokrasi yang berlangsung maupun demokrasi lainnya.

Pengertian Oposisi Menurut Para Ahli

Para ahli ternyata juga memberikan pendapat tentang definisi oposisi yang perlu diketahui, yaitu:

  1. Rooney
    Rooney menyebutkan bahwa oposisi merupakan perlawanan yang diberikan terhadap suatu hal dalam dunia politik atau pemerintahan.
  2. Shapiro
    Oposisi berarti suatu konsekuensi yang berasal dari partisipasi masyarakat terhadap suatu pemerintahan.
  3. Robert A. Dahl
    Oposisi sudah menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam pemerintahan dan bahkan menjadi pondasi. Dengan begitu, oposisi bisa dijadikan sebagai partisipasi pada pemerintahan dengan nuansa demokrasi.
  4. Eep Saefullah Fatah
    Pengertian oposisi adalah proses dalam bentuk ucapan maupun perbuatan untuk memperbaiki sesuatu kekeliruan. Namun juga menyokong segala sesuatu dalam pemerintahan yang terbukti benar. Bisa dibilang merupakan pengawasan terhadap kekuasaan pemerintah yang kemungkinan bisa salah ataupun benar.

Fungsi Oposisi

Kelompok oposisi yang ada dalam dunia politik atau pemerintahan memiliki banyak fungsi, diantaranya:

  1. Pihak yang Menyeimbangkan Kekuasaan
    Penyeimbang kekuasaan dalam hal ini berarti adanya kekuatan yang berasal dari luar pemerintahan. Kekuatan tersebut bisa berupa alternatif pikiran ataupun tindakan yang membuat pemerintah mengutamakan kepentingan rakyat.
    Jika pemerintah mengambil kebijakan yang bertentangan dengan kehendak rakyat, kelompok oposisi akan memberikan peringatan.
  2. Menyempurnakan Kebijakan Pemerintah
    Keberadaan partai ini memang sangat berpengaruh karena memunculkan banyak opsi kebijakan terbaru. Kebijakan tersebut tentu bisa dimanfaatkan untuk menyempurnakan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah.
  3. Stimulus Persaingan dalam Pemerintah
    Sudah menjadi hal yang lumrah jika pemerintah mengalami yang namanya kemunduran atau stagnasi. Hal tersebut terjadi karena pemerintah tidak mendapatkan tantangan sama sekali dari berbagai pihak yang kompeten.

Pihak oposisi akan mengambil peran menjadi pihak yang kompeten untuk menyuarakan berbagai macam kebijakan baru yang jauh lebih baik dan masuk akal.

Jenis-Jenis Oposisi

Setelah memahami pengertian oposisi dan fungsinya, kamu juga harus mengetahui jenis-jenisnya. Oposisi pada umumnya terbagi dalam 4 jenis yaitu seremonial, destruktif oportunis, fundamental ideologis, dan konstruktif demokratis.

Inilah penjelasan masing-masing dari setiap jenis oposisi yang penting dipahami:

  1. Seremonial
    Seremonial berarti sesuatu yang memiliki sifat resmi dan terkesan sangat formal. Namun, bisa juga dimaknai sebagai salah satu konsep dalam oposisi yang dibuat dengan tujuan formalitas atau tipu-tipu.
  2. Destruktif Oportunis
    Destruktif oportunis adalah konsep yang bertujuan untuk mencoreng citra pemerintahan dengan mengandalkan segala macam cara. Semua kebijakan dari pemerintah akan selalu mendapat kritikan yang cukup parah.
    Meskipun kebijakan yang dibuat memiliki niat yang baik untuk rakyat, masih tetap dicari letak kesalahannya. Kesalahan tersebut diharapkan mampu merusak kewibawaan para penguasa sehingga kelompok ini bisa langsung melakukan kudeta.
    Jenis oposisi ini pada intinya akan menjatuhkan para penguasa secara cepat, sehingga nantinya bisa mengambil alih pemerintahan.
  3. Fundamental Ideologis
    Oposisi ini hampir sama seperti destruktif oportunis karena memiliki tujuan untuk menjatuhkan penguasa. Namun, masih memiliki sedikit perbedaan pada unsur ideologi yang diterapkan.
    Fundamental ideologis bukan hanya ingin mengganti penguasa, namun juga ke tataran ideologis. Kelompok ini memiliki keyakinan bahwa dasar negara yang digunakan selama ini masih kurang tepat. Hingga akhirnya mereka ingin melakukan pergantian dengan menciptakan dasar negara yang lebih baik.
  4. Konstruktif Demokratis
    Jika dibandingkan dengan jenis oposisi yang sebelumnya, konstruktif demokratis termasuk oposisi yang terbaik. Hal ini karena mereka memiliki tujuan untuk mengutamakan kepentingankhalayak umum.Pastinya berbeda jauh dengan ketiga jenis oposisi lainnya, dimana mereka hanya ingin merusak tatanan yang sudah ada untuk mengubah otoritas lama dengan otoritas yang baru. Kelompok ini akan berperan dengan mengawasi semua kebijakan yang dibuat pemerintah untuk rakyat. Dari beberapa kebijakan, mereka hanya akan menilai sisi positif yang sudah dilakukan oleh pemerintah sehingga menjadi seimbang tanpa adanya pertentangan.

Pengertian oposisi pada intinya merupakan kelompok yang tidak mendukung kebijakan yang diberikan oleh pemerintah. Kelompok ini memiliki peran penting yang akan mengontrol jalannya pemerintah sehingga mengutamakan kepentingan masyarakat.