Prediksi ekonomi di Indonesia 2025 akan menghadapi banyak tantangan yang datang dari domestik hingga global. Setelah melewati dinamika cukup berat sepanjang 2024, tahun ini Indonesia harus menghadapi tantangan yang lebih berat lagi.
Dalam laporan yang dirilis pada bulan Oktober 2024 lalu, IMF memprediksikan bahwa pertumbuhan ekonomi RI berada pada kisaran 5,1 %. Namun, ada tiga sektor diperkirakan akan mendatangkan keuntungan dan penggerak perekonomian.
Tantangan Ekonomi di Indonesia 2025 Semakin Banyak
Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi peringatan bahwa tantangan baru pada sektor ekonomi RI di tahun 2025. Tantangan tersebut hadir dari dinamika perekonomian global yang sangat tinggi diprediksi terjadi pada tahun ini.
Jika pada tahun lalu dinamika perekonomian terganggu karena dominasinya El Nino, pada tahun ini diprediksi sektor ekonomi juga akan terganggu akibat perubahan iklim. Tidak hanya itu, tantangan lain juga hadir dari geopolitik baru.
Misalnya, soal tidak pastinya keputusan atau kebijakan dari pemerintah negara maju seperti China, Amerika dan lainnya. Apalagi antara China serta Amerika Serikan memiliki hubungan yang memanas usai kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS.
Laporan dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga melaporkan bahwa target pertumbuhan perekonomian global pada tahun 2025 hanya 3,2 % saja. Target ini hanya dinaikkan 0,1 % saja dari tahun sebelumnya 3,1%.
Alasan kenaikan tipis ini karena tantangan ekonomi di Indonesia 2025 serta global. Menurut Komisaris Independen PT BCA Tbk, Raden Pardede juga ikut memberikan pendapatnya. Menurutnya perang ekonomi akan terjadi antara China dan Amerika Serikat serta memberikan konsekuensi global.
Beberapa hal yang diprediksi akan terjadi selama perang ini berlangsung antara lain penguatan nilai tukar USD, kenaikan hasil obligasi Amerika Serikat, Investasi asing terhambat, masifnya barang impor dari Tiongkok dan ketidakpastian geopolitik.
Prediksi Ekonomi di Indonesia 2025 Bakal Tetap Untung dari Tiga Sektor
Akan terjadi ketidakpastikan pada kemajuan perekonomian domestik dan global, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5%.
M Rizal Taufikurahman sebagai Kepala Pusat Makroekonomi serta Keuangan Indef menyebutkan walaupun ekonomi di Indonesia 2025 akan mengalami banyak tantangan yang berasal dari domestik maupun global ada tiga sektor diprediksi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
Tiga sektor tersebut adalah sektor digital, sektor pertanian dan agrobsinis, sektor manufaktur berbasis ekspor. Pada sektor digital dan teknologi diprediksi akan berkembang secara pesat, apalagi diperkirakan e-commerce akan tetap meningkat serta munculnya platform-platform digital lain yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Selain itu transisi energi kapada sumber bahan bakar lebih ramah lingkungan juga menjadi prioritas investasi pada tahun ini sebagai pendukung untuk membangkitkan perekonomian RI.
Sedangkan pada sektor manufaktur berbasis ekspor, produk diandalkan akan menggerakan roda perekonomian RI adalah elektronik, otomotif, serta terakhir adalah tekstil. Ketiga barang ini masih menjadi poros utama yang memiliki daya saing pada pasar global.
Terakhir adalah sektor pertanian dan agrobisnis juga diprediksikan akan ikut menjadi pendukung utama menggerakan roda bisnis dan ekonomi di Indonesia 2025. Sektor ini akan memenuhi kebutuhan domestik serta ekspor komoditas.
Ekspor komoditas ekspor yang dibutuhkan oleh pasar global adalah kelapa sawit serta juga kopi. Selain ketiga sektor tersebut, sektor pariwisata perlahan mulai pulih pasca pendemi beberapa tahun lalu juga diharapkan menjadi pendukung tambahan.
Diharapkan kebangkitan sektor pariwisata juga akan mendorong bisnis pada sektor ekonomi kreatif seperti industri fesyen, musik serta film.
Langkah-Langkah untuk Menjaga Ekonomi Indonesia 2025 Tetap Stabil
Memasuki awal tahun 2025, dengan banyaknya tantangan yang akan dihadapi tahun ini ada beberapa persiapan yang harus dilakukan agar finansial tetap aman. Persiapan ini sangat penting untuk Anda agar tetap memiliki finansial stabil ditengah ketidakpastian ekonomi di Indonesia 2025.
1. Disarankan untuk Tidak Tarik Dana Melalui Rekening Giro
Lembaga StepChange berpendapat bahwa sebanyak tiga juta orang menggunakan rekening giro dan juga kartu kredit untuk membayar seluruh kebutuhan rumah tangganya. Namun, penarikan dana dari giro ini mencapai 40%.
Angka tersebut lebih tinggi daripada suku bunga kartu kredit yang rata-rata hanya mencapai angka 22,76%. Jadi kesimpulannya adalah penarikan dana dari rekening giro dalam jangka panjang akan menjadi semakin mahal serta lebih boros.
2. Mulai Berinvestasi dengan Biaya Rendah
Sudah menjadi rahasia umum berinvestasi saham dalam jangka panjang akan mempercepat pertumbuhan aset Anda. Meskipun dalam berinvestasi memiliki risikonya, tetap saja investasi masih menjadi cara yang dianjurkan khususnya pada indeks global sederhana serta memiliki biaya rendah.
3. Meningkatkan Pemahaman Terhadap Literasi Keuangan
Pemahaman tentang literasi keuangan dapat membuat Anda mengerti tentang produk keuangan dan risikonya. Dengan modal pemahaman literasi keuangan, Anda akan lebih mudah dan bijak dalam mengelola keuangan pribadi.
4. Merencanakan Pengelolaan Keuangan untuk Jangka Panjang
Mulailah untuk fokus pada tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang yang dimaksud antara lain dana pendidikan untuk anak, target untuk memiliki properti dan rumah, serta dana pensiun.
Dengan memiliki target keuangan jangka panjang ini Anda akan lebih disiplin dalam mengelolanya meskipun terdapat gangguan ekonomi di Indonesia 2025.
Jangan lengah dalam mengelola keuangan, meskipun telah memiliki gaji bulanan atau penghasilan tetap Anda tetap harus mengambil langkah proaktif agar finansial tetap aman dan stabil di tengah ketidakpastian perekonomian.
Dengan perencanaan keuangan yang matang serta sehat, apapun tantangan ekonomi di Indonesia 2025 tidak akan berpengaruh terlalu besar pada keuangan Anda.