Sejarah Petrus Penembak Misterius, Peristiwa Kelam Orde Baru

Dalam perjalanan Indonesia Anda tidak boleh melupakan sejarah Petrus penembak misterius. Tentunya hal ini menjadi sebuah cerita kelam yang tidak boleh masyarakat lupakan. Bahkan mungkin banyak orang tua yang masih mengingatnya secara jelas.

Umumnya aktivitas tersebut menjadi operasi rahasia yang terdapat dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto. Aktivitasnya masuk dalam penghakiman pelaku kejahatan tanpa perlu melalui pengadilan atau proses hukum.

Mengetahui Sejarah Petrus Penembak Misterius

Perjuangan bangsa Indonesia untuk sampai ke masa sekarang tentunya tidaklah mudah. Bahkan dalam setiap perjalanan itu selalu ada cerita kelam, yang pastinya tetap harus masyarakat akui. Salah satunya tentang sejarah pelanggaran HAM berat di masa Orde Baru. Peristiwa ini berlangsung semasa kepemimpinan Presiden Soeharto antara tahun 1983 sampai dengan 1985.

Namun awal mula terciptanya operasi itu adalah di tahun 1982 ketika terjadi operasi penanggulangan kejahatan di kota Jakarta. Sejarah Petrus penembak misterius tersebut berawal dari operasi tersebut. Dari sini Presiden Soeharto akhirnya memberikan penghargaan kepada Mayjen Pol. Anton Soedjarwo selaku Kapolda Metro Jaya. Bersama dengan penghargaan tersebut Presiden Soeharto memberikan instruksi.

Untuk melakukan pemberantasan efektif guna penekanan angka kejahatan. Hal sama juga Presiden Soeharto tekankan Kembali pada pidato di tanggal 16 Agustus 1982. Permintaan dari petinggi negara tersebut akhirnya berhasil membuahkan “Operasi Clurit” di Jakarta.  Hal ini merupakan operasi, yang melibatkan beberapa petinggi instansi keamanan masa itu di tanggal 19 Januari 1983.

Meskipun bernama “Operasi Clurit” namun nantinya para korban akan memiliki luka tempat pada beberapa bagian tubuhnya. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan kenapa banyak masyarakat menyebutnya sebagai Petrus. Peristiwa tersebut berlangsung kurang lebih 3 tahun pada beberapa kota besar di Jawa. Dari kekejaman ini menimbulkan banyak sekali korban jiwa, kecemasan serta ketakutan baik dari keluarga korban maupun masyarakat umum.

Latar Belakang Sejarah Petrus Penembak Misterius di Indonesia

Pada awalnya operasi militer tersebut bertujuan dalam menurunkan angka kriminalitas di Indonesia. Hal tersebut bermula dari permintaan sekaligus perintah dari Presiden Soeharto. Namun latar belakang utamanya tentu tidak hanya itu saja. Di awal tahun 1980-an ada banyak sekali penemuan kejahatan di Indonesia. Di jalanan banyak masyarakat tewas secara mengenaskan. Bahkan seiring berjalannya waktu peristiwa tersebut cenderung semakin meningkat.

Jenderal Leonardus Benjamin selaku Panglima ABRI menyalahkan kasus tersebut kepada anggota geng. Sehingga membuat pemberitahuan awal sejarah Petrus penembak misterius, yang bertujuan menekan kriminalitas. Operasi ini menargetkan para preman dan anggota geng. Sedangkan karakteristik penembakan terkesan tanpa pandang bulu. Gali atau preman target sasaran tersebut hanya berdasarkan kepemilikan tato dan senjata.

Peristiwa tersebut menunjukkan pelanggaran HAM serta penyalahgunaan kekuasaan. Banyak timbul korban jiwa dari kalangan mantan gali atau preman, bahkan tidak melakukan kejahatan lagi. Hal ini berlangsung di wilayah Yogyakarta pada bulan Maret 1983. Setelah berita tersebar banyak penjahat menyerahkan diri, ditembak atau bahkan melarikan diri. Sehingga dari operasinya angka kejahatan memang benar-benar menurun.

Meski secara fakta peristiwa tersebut menimbulkan banyak korban, namun Presiden Soeharto tidak mau secara langsung mengakuinya. Presiden menegaskan bahwa aksi tersebut bukan operasi resmi militer. Menurut Presiden Soeharto pelaku kriminal melawan wajib ditembak. Hingga pada akhirnya operasi berakhir pada tahun 1985 setelah terdapat banyak tekanan dari dunia internasional.

Sejarah Petrus Penembak Misterius, Akibat dan Korban

Sampai detik ini para keluarga korban, aktivitas hukum dan berbagai pihak terus berupaya melakukan upaya hukum. Bahwa sebelumnya Presiden Joko Widodo juga menyebutkan operasi ini sebagai salah satu masa lalu kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. Sampai saat ini berbagai pihak terus melakukan upaya pengusutan hukum atas terjadinya pelanggan HAM di Orde Baru. Tentunya hal ini bukan hanya bagi para korban, namun juga keluarga.

Akibat  peristiwa tersebut timbul banyak korban jiwa yang cukup besar. Di tahun 1983 saja tercatat gali tewas sebanyak 532 orang. Dimana untuk 367 lainnya memiliki luka tembak. Sedangkan pada tahun 1984 terdapat 107 orang tewas dan 15 memiliki luka tembak. Berikutnya di tahun 1985 muncul korban 74 orang tewas, yang 28-nya mempunyai luka tembak. Umumnya para korban dari sejarah Petrus penembak misterius ini memiliki ciri khusus. Mulai dari tangan serta leher terikat.

Selain itu para korban juga berada di dalam karung, yang nantinya akan ada di pinggir jalan. Bahkan setelah meninggal para korban tersebut nantinya akan ada di depan rumah, Sungai, kebun, hutan, laut dan beberapa lokasi lainnya. Selain terjadinya pelanggaran HAM berat serta ketakutan di kalangan masyarakat tentu ada banyak sekali dampak lainnya. Salah satunya adalah kontroversi di kalangan politisi, pemegang kekuasaan sampai dengan hukum.

Sementara itu peristiwanya juga menarik perhatian simpati dari dunia internasional. Muncul amnesti internasional, yang secara langsung mempertanyakan kebijakan Indonesia dari peristiwa tersebut. Untuk sampai di titik seperti sekarang tentu ada banyak sekali peristiwa, yang sudah bangsa Indonesia lalu. Salah satunya adalah peristiwa kelam terkait sejarah Petrus penembak misterius, yang tidak boleh Anda lupakan.